Sejak sekitar tahun 1886, ilmuwan meyakini telah melihat suatu fenomena di langit yang terjadi di atas thunderstorms (badai guruh) berupa kilatan cahaya warna-warni yang mereka sendiri belum tahu apa. Sampai kemudian tahun 1989, Professor John R. Winckler dari University of Minnesota Physics, dan kedua mahasiswanya Robert Franz and Robert Nemzek tanpa sengaja menangkap kilatan cahaya itu melalui kamera yang sebenarnya digunakan untuk penelitian roket. Kilatan cahaya inilah yang disebut sprite. Sprite dapat dilihat dengan mata telanjang selama kira2 seperseratus detik. Sementara dengan memanfaatkan kamera khusus akan terekam selama sepersepuluh detik.
Nama sprite kembali dibicarakan ketika pesawat ulang-alik Columbia jatuh pada 1 Februari 2003, karena ada pendapat dari para peneliti bahwa penyebab jatuhnya adalah akibat bertabrakan dengan sprite. Tantangan bagi peneliti atmosfer untuk menjawabnya.
Fenomena lain adalah blue jet dan elves. Keduanya tentu punya bentuk dan mekanisme yang berbeda dengan sprite.
(Sumber gambar www.sky-fire.tv/.../ spritesbluejetselves.html)
Atmosfer bumi terbagi atas lapisan-lapisan dimana antara lapisan atmosfer yang satu dengan lapisan lainnya saling berinteraksi membentuk suatu kopling. Sistem kopling seperti demikian akan menyebabkan fenomena yang terjadi pada suatu lapisan tertentu akan mempengaruhi lapisan lainnya. Oleh karena itu sangat menarik untuk meneliti sprite, blue jets dan elves baik dari sudut pandang penelitian proses cuaca di bawah (petir) maupun dari penelitian ionosfer karena fenomena2 tersebut terekam berada pada ketinggian lapisan D sampai E di ionosfer.
No comments:
Post a Comment