1/23/13

Uniknya Dominasi Otak Kanan Ghayda

Dyah R Martiningrum
Ibuk Fajar dan Ghayda

Berawal dari ketika saya mengikuti talent mapping yang diadain kantor. Saat istirahat, pembawa acara mengajak peserta untuk refreshing dengan melakukan beberapa permainan diantaranya kami disuruh melekatkan jari-jari tangan kanan dan tangan kiri pada hitungan tertentu secara spontan (seperti pada foto di atas). Konon, bila ibu jari tangan kanan ada di atas berarti yang dominan adalah otak kiri, dan sebaliknya bila ibu jari tangan kiri yang di atas yang dominan adalah otak kanan.
Sampai di rumah saya coba permainan itu ke anak-anak, dan hasilnya seperti yang terlihat di foto di atas. Yang ibu jari tangan kanannya ada di atas adalah tangan Fajar, si sulung, sementara yang ibu jari tangan kirinya di atas adalah anak keduaku, Ghayda. Hanya permainan untuk senang-senang dan waktupun berlalu sampai pada suatu saat...
Suatu siang di sekolah Fajar (kelas 6) dan Ghayda (kelas 1) saat penerimaan raport, guru Ghayda sempat menanyakan kepada kami, kenapa Ghayda kalau dipanggil kok tidak langsung menengok? Saya bilang, mungkin dia sedang asyik dengan aktivitas tertentu. Terus yang kedua kenapa Ghayda kalau sedang mengerjakan tugas di sekolah kok tidak terlalu yakin dengan kemampuannya sendiri? sehingga suatu hari saat ada ulangan harian matematika, dia sudah kerjakan soalnya, tapi kemudian merasa tidak yakin dengan hasilnya, alhasil meliriklah ke pekerjaan temannya dan mengganti yang telah dikerjakan menjadi sama dengan hasil temannya, padahal yang benar adalah jawaban Ghayda yang pertama. Sesampai di rumah, kami berusaha menanyakan tentang laporan bu Guru ke Ghayda, dia hanya menjawab kalau dia nggak langsung nengok pas dipanggil bu Guru karena teman-teman pada berisik. Terus tentang nyontek, dia hanya menolak kalau telah melakukan itu..Yaa sudah kami hanya ingin tahu dari sisi Ghayda..
Suatu malam Ghayda mengeluh, dia nggak bisa pelajaran matematika hari ini, dari 3 latihan nilainya 100, 60, dan 90. Saya coba ajak dia buka lagi latihannya dan ingin tahu apa sih kesulitannya. Ghayda punya kendala pemahaman. Sepertinya dia takut sekali melakukan kesalahan sehingga penuh keraguan dalam menjawab pertanyaan. Saya coba tumbuhkan kepercayaan dirinya dengan berbagai motivasi dan pemahaman bahwa jawaban dia nggak harus langsung benar, tapi beranilah mengemukakan jawaban itu jadi saya tahu benar atau salah. Sampai, pada titik dia sangat sedih karena nggak tahu apa yang harus dijawabnya akhirnya menangis....
Masalah Ghayda lumayan jadi pikiran kami...
Setelah beberapa waktu saya ingat tentang permainan di talent mapping itu. Saya pun mulai menduga, mungkin masalah Ghayda karena dominasi otak kanannya, walaupun kami belum sempat konfirmasi ke ahlinya. Mencari beberapa artikel di internet dan ahaaa, cocok banget yg saya dapat dengan yang dialami Ghayda. Ada perbedaan menghadapi anak dominan otak kiri dan dominan otak kanan.
Anak otak kanan akan memiliki perasaan yang peka. Bener banget, Ghayda sangat tidak nyaman kalau saya sedikit mengeraskan suara atau saya sedang memberi perhatian dan pujian kepada mas nya..
Solusinya; minimalkan tekanan terhadap anak otak kanan, sehingga akan menjadi lebih percaya diri. Selalu beri dukungan dan motivasi bahwa hasil usaha adalah bukan yang terpenting, yang paling penting adalah usaha dan kemauannya sudah sekuat tenaga. Kemudian, hindarkan kesan menyuruh, tapi lebih baik berupa ajakan.
Anak otak kanan tidak suka dikritik atau disalahkan. Sebenarnya ini berlaku untuk semua anak, bahkan semua orang. Hanya saja anak otak kanan akan sangat terluka bila disalahkan, berbeda dengan anak otak kiri yang lebih logis menghadapi setiap kritik.
Anak otak kanan sangat menyukai tantangan. Konon anak otak kanan ketika dihadapkan pada tugas-tugas atau masalah yang sangat sulit, mereka akan sangat fokus dan mempunyai kemampuan memvisualisasikannya.
Anak otak kanan sangat berpotensi memiliki gangguan dalam konsentrasi, oleh karena itu, mereka memerlukan tempat yang sepi dan tenang untuk menyelesaikan tugas-tugas. Jauhkan mereka dari kemudahan mengakses televisi, karena TV adalah salah satu yang dapat merusak konsentrasi mereka.
Anak otak kanan tidak akan nyaman untuk duduk atau diam terlalu lama. Jadi biarkan mereka banyak bergerak, karena saat bergerak pun mereka masih bisa berfikir dan mendengarkan.
Anak otak kanan akan berpikir dari yang umum ke yang khusus, oleh karena itu mereka perlu mendapat gambaran global sebelum masuk ke hal lebih detil.
Anak otak kanan memiliki daya ingat dan pandai memvisualisasikan sesuatu.
Ketika saya bingung mencari cara menyusun angka puluhan dan satuan ketika dijumlahkan karena Ghayda nggak kunjung mengerti, maka saya coba bilang kalau sama tempatnya dijumlahkan langsung(puluhan atau satuan), kalau berbeda tempatnya, dijajarin sambil saya jajarkan kedua jari telunjuk tangan saya, eee malah Ghayda langsung mengerti dan melakukan hal yang sama setiap menemui penjumlahan yang serupa.
Dengan pendekatan yang sedikit berbeda tersebut, alhamdulillah Ghayda mulai ada perubahan. Mulai tumbuh rasa percaya diri. Bahkan sekarang sangat bersemangat dan antusias ketika ada PR matematika. Selepas adzan subuh pagi tadi, turun dari tempat tidur, dia langsung ambil bukunya karena ada beberapa soal PR nya yang tadi malam belum selesai. "Ibu...Adik mau lanjutin PR nya..."
Tinggal satu lagi PR buat saya, yaitu menyampaikan ini ke Guru kelasnya. Sekedar bisa meminimalkan hal yang mungkin kurang positif untuk anak-anak otak kanan.

5 comments:

rusydi said...

otak kanan lebih emosional ya

amaq aziz said...

komentar sy beberapa hari di postingan ini gak di aprove ya, bu? saya mau tanya, apa beda sinyal dan gelombang? bagaimana visualisasinya? saya mesti bisa ngajarin konsep yg benar ttg gelombang dan sinyal. salam kenal dari guru sekolah dasar. di akun G+ nya bu dyah gak ada kotak komentarnya ya. salam sukses selalu

DyahMartiningrum said...

Terima kasih sdh mengunjungi blog saya. Td pagi sesudah approve sy coba ksh komen, tp modem sy error. Btw tentang otak kanan cenderung dominan dgn hal2 yg sifatnya emosi sepertinya mmg demikian. Yg kedua ttg beda gelombang dan sinyal; gelombang itu adalah bagian dari sinyal. Dalam gelombang radio misalnya, 1 MHz sinyal artinya suatu sinyal yg mempunyai satu juta gelombang setiap detiknya.
Utk visualisasi buat anak2 SD mmg perlu alat bantu yg sederhana. Misal utk menggambarkan gelombang gunakan seutas tali yg diikat di salah satu ujungnya, kemudian ujung yg lain diusik/digerakkan keatas-ke bawah (transversal). Contoh lainnya gunakan ember yg diisi air kemudian lemparkan kerikil di tengahnya sehingga terbentuk pola gelombang (longitudinal).
Pendapat sederhana lain menyatakan bahwa gelombang dan sinyal sama2 suatu getaran, tapi sinyal adalah getaran yg membawa informasi, sedangkan gelombang tidak.
Demikian,semoga membantu. Salut dgn guru SD yg mencoba menyampaikan fisika dgn mudah dan menyenangkan. Kalau ada yg msh akan didiskusikan silahkan saja.....

rusydi said...

terima kasih penjelasannya, bu. soalnya lagi bikin naskah sy. semoga sehat dan sukses ibu sekeluarga di sana

Badry Syairofy said...

makasih bu, atas penjelasannya, artikelnya bermanfaat banget,, anak saya juga gtu,